Sabang | SNN - Ada sejumlah proyek pembangunan situs sejarah
makam aulia 44 keramat, tidak selesai dikerjakan masyarakat Sabang minta Polisi
usut sampai tuntas oknum pejabat Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS), yang
bertanggung jawab atas pekerjaan 5 makam aulia itu dan 1 proyek taman wisata.
Abdullah, warga Kota Sabang berharap proyek
pembangunan revitalisasi makam aulia 44 keramat dan 1 proyek taman dilingkungank
BPKS, yang dikerjakan dengan total anggaran
sebesar Rp.1,6 miliyar tidak selesai maka, Polres Sabang harus segera mengusutnya
“Kita berharap Polres Sabang segera mengusut kasus terhadap
pembangunan revitalisasi 5 makam aulia,
yang ditinggal pergi dan terbengkalai itu. Pasalnya, makam aulia tersebut
merupakan situs sejarah, sekaligus sebagai potensi wisata religi bagi Sabang”.,
kata Abdullah, kepada awak media Sabtu (11-08-2018) di Sabang.
Menurutnya, oknum pejabat BPKS yang menangani proyek tersebut
harus bertanggung jawab atas terbengkalainya situs sejarah makam keramat 44
itu, yang hanya dikerjakan sebatas memulainya saja kemudian ditinggal pergi,
sehingga bentuk bangunan yang sebelumnya alami kini malah menjadi rusak.
“Itu makam aulia jadi oknum pejabat BPKS yang menangani proyek
tersebut harus bertanggung jawab, apalagi setelah dilakukan pekerjaan kini
bentuk makam-makam tersebut, bukannya bagus tetapi mejadi rusak dan tidak sedap
dipandang mata”., ujarnya.
Dijelaskan, sejumlah proyek yang bersumber dana dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2017, diperuntukan untuk pembangunan
revitalisasi objek situs sejarah makam aulia keramat 44 dan objek wisata.
Namun, pihak pelaksana pekerjaan tidak menyelesaikan proyek tersebut dan kini
terbengkalai, kecuali salah satu makam yang berlokasi di Gampong (Desa) Jaboi
yang terlihat sempurna.
Sedangkan sejumlah proyek
revitalisasi makam lainnya kini terbengkalai setelah, ditinggal pergi oleh pelaksana
pekerjaan. Tidak diketahui apa sebabnya pelaksana pekerjaan tidak menyelesaikan
proyek tersebut, sehingga kini terbengkalai dan sudah tak berbentuk.,
terangnya..
Sementara itu, oknum BPKS sebagai Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK) berinisial RF, sejak awal tahun 2018 sulit ditemui, dikabarkan yang
bersangkutan sudah jarang masuk kerja. Bahkan, menurut kabar dari orang dalam
BPKS RF, sudah tidak lagi bekerja di lembaga itu.
Amatan media ini ada sejumlah makam situs sejarah yang tidak
selesai dikerjakan seperti makam Tgk
Ujung Sekundur, makam aulia Gapang, makam aulia Pulau Rubiah dan beberapa makam
ulama lainnya, akibat pekerjaan tidak diselesaikan kini, makam-makam tersebut menjadi
rusak dan tak elok lagi dipandang mata.
Dikabarkan sebelum dijadikan proyek oleh BPKS makam-makam itu
masih alami dan menjadi perhatian waisatawan, untuk mengunjung situs sejarah
sebagai salah satu sejarah reliji yang terkenal di provinsi Aceh, namun setelah
pekerjaan proyek tersebut tidak diselesaikan kini sudah jarang waisatawan
berkunjung ke objek wisata itu..
Sementara itu, pejbat BPKS yang
membidangan Deputi Tahnis, Pengembangan dan Tata Ruang Ir Fauzi Umar, saat
dikonfirmasi menyangkut proyek tersebut dirinya kurang memahami pasalnya, dia
baru menjabat sebagai Deputi Tehnis, Pengembangan dan Tata Ruang.(jal)