Tapsel | SNN -
Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan melalui BAPPEDA - LIPI dari Pusat
Konservasi Tumbuhan Kebun Raya baru saja selesai tugas survei
pertamanya menyusun Master plan rencana pembangunan Kebun Raya di
Tapanuli Selatan.
Ketua Tim survei Danang Wahyu Purnomo, dari
LIPI dalam siaran pers diterima Suara Nasional, di Sipirok, Kamis
(13-09-2018), mengatakan, survei itu sebagai awal dari pembangunan Kebun
Raya Tapanuli Selatan, Rencana Induk atau Master plan kiranya menjadi
acuan pembangunan agar sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
"Rencana
Kebun Raya ini merupakan wujud kepedulian Pemkab Tapsel dalam
melestarikan keanekaragaman hayati di daerah itu. Tapsel merupakan salah
satu wilayah ekoregion hutan hujan pegunungan Sumatera yang masih
memiliki beberapa kawasan hutan alami,"katanya.
Dalam penyusunan
Master plan (6 - 12 September) 2018 tersebut mereka awali survei
lapangan untuk memetakan potensi biotik dan abiotik pada lokasi
perencanaan kebun raya, yaitu Komplek Perkantoran Pemkab Tapanuli
Selatan Lokasi seluas 80 Hekatare.
"Tipe vegetasi hutan sisa
masih memiliki keragaman jenis vegetasi yang tinggi. Lokasi tapak masih
memiliki sekitar 180 jenis dari 78 suku vegetasi dari berbagai
tingkatan, baik pohon, perdu, maupun tumbuhan bawah,"katanya.
Juga
terdapat tiga 3 jenis anggrek yang masih dalam proses identifikasi.
Terdapat 81 jenis vegetasi asli yang telah ditandai (tagging) menjadi
koleksi tumbuhan spontan.
"Jumlah ini dimungkinkan akan bertambah
setelah dilakukan analisis lanjutan. Keberadaan jenis-jenis tumbuhan
langka menunjukkan peran lokasi tapak semakin penting," katanya,
Bahkan,
ditemukan tiga 3 jenis langka (terancam kepunahan), diantaranya meranti
(Shorea acuminata) kategori keterancaman kritis (critically
endangered), pinus (Pinus merkusii) dan Memecylon hookeri tergolong
rentan (vulnerable).
"Potensi satwaliar yang masih ditemukan
antara lain lutung (Trachypithecus cristatus), beruk (Macaca
nemestrina), monyet (Macaca fascicularis), dan beberapa jenis
burung,"tambahnya.
"Sesuai hasil survei dan informasi dari masyarakat sekitar, lokasi tapak masih memiliki 27 jenis burung."
Daya
dukung habitat satwaliar pada lokasi tapak masih cukup baik dengan
melimpahnya berbagai jenis pakan, yaitu kopi hutan (Cantium glabrum),
ara (Ficus melinocarpa), medang (Elaeocarpus stipularis), dan teurep
(Artocarpus elasticus).
"Berdasarkan analisis tapak, beberapa
taman tematik dan area wisata yang bisa dikembangkan di Kebun Raya
Tapanuli Selatan yaitu taman pakan orang utan (Pongo tapanuliensis),
taman rhododendron, taman obat, taman industri, taman labirin, area
jogging track, area outbond, dan hutan in situ yang masih
merepresentasikan kondisi hutan asli,"jelasnya.
Kepala Badan
Perencana Pembangunan Daerah Tapanuli Selatan Abadi Siregar, Abadai
Siregar, mengatakan, survey tahap kedua akan dilakukan pada tanggal
19-22 September 2018 untuk menggali kondisi tanah dan air, serta
informasi yang tekait dengan social, ekonomi, dan budaya masyarakat
sekitar. (marwan/torong)