Medan | SNN- Tingginya harga sembako, terutama beras menjadi salah satu keluhan yang disampaikan warga, terutama kaum ibu saat Wali Kota Medan Bobby Nasution melaksanakan Safari Jumat di Masjid Umar Bin Khattab Jalan Kalpataru, Kelurahan Helvetia Timur, Kecamatan Medan Helvetia, Jumat (06/10/2023).
“Keluhan yang saya sampaikan ini mewakili ibu-ibu yang ada. Harga sembako, terutama beras saat ini sangat tinggi Rp.14.000-Rp.15.000/kg. Saya berharap agar harga beras tersebut dapat diturunkan lagi karena sangat memberatkan,” kata Bu Lisa, salah seorang ibu rumah tangga yang bermukim di Jalan Setia Budi Gg Veteran.
Selain harga beras, Wanita sedikit tambun yang mengenakan busana Muslim biru dipadu jilbab pink itu juga mengeluhkan tarif rekening listrik yang juga naik. “Pembayaran tagihan listrik saat ini membengkak, Pak Wali. Selama ini saya hanya membayar tagihan listrik Rp.200 ribu perbulan, kalau sekarang banyak sekali,” keluhnya.
Tidak hanya harga beras dan tagihan listrik, warga lainnya yang mengaku Hj Mursini, warga Lingkungan X. Wakili ibu-ibu pengajian setempat, ia mengeluhkan aliran air PDAM Tirtanadi sering mati. Di samping itu, imbuhnya, warna air juga kerap kuning keruh sehingga tidak layak konsumsi maupun digunakan untuk mencuci pakaian, terutama bewarna putih.
Bobby Nasution mengucapkan terima kasih atas keluhan yang disampaikan tersebut. Menanggapi keluhan tingginya soal harga beras, menantu Presiden Joko Widodo ini mengungkapkan, Pemko Medan melalui Dinas Ketahanan Pangan (Ketapang), Pertanian dan Perikanan Kota Medan telah menggelar Gerakan Pangan Murah selama 10 hari mulai 25 September sampai 5 Oktober.
Berdasarkan penjelasan Kadis Ketapang, Pertanian dan Perikanan Gelora KP Ginting yang hadir dalam Safari Jumat, selama 10 hari itu disediakan 6 ton beras dengan HET Rp.11.500/kg dan sebanyak 699 keluarga yang membeli. “Untuk menyikapi keluhan warga ini, Gerakan pangan Murah ini akan kita perpanjang lagi,” jelas Bobby Nasution.
Terkait itu, orang nomor satu di Pemko Medan minta kepada Camat Medan Selayang beserta seluruh jajarannya untuk mensosialisasikannya kepada masyarakat sehingga mengetahuinya. “Berdasarkan pengakuan dari warga tadi, kehadiran Gerakan Pangan Murah ini kurang tersosialisasikan sehingga masyarakat kurang mengetahuinya. Saya minta camat dan lurah lebih aktif lagi mensosialisasikannya,” tegasnya seraya berjanji akan terus menggelar Gerakan Pangan Murah guna menstabilkan harga.
Mengenai kenaikan tarif listrik, Bobby Nasution akan berkoordinasi dengan pihak PLN. Sebab, yang menetapkan tarif listrik bukan Pemko Medan melainkan PLN. Begitu juga dengan keluhan soal air yang sering mati dan warnanya kuning keruh, Bobby Nasution juga akan menyampaikannya kepada pihak PDAM Tirtanadi. Sebab, pengoperasian PDAM Tirtanadi bukan di bawah Pemko Medan melainkan Pemprov Sumut.
“Saya bukan lempar tanggung jawab. Nanti kita koordinasikan dan komunikasikan dengan pihak PDAM Tirtanadi. Untuk itu saya minta kepada pak Camat untuk mendata wilayah mana saja yang aliran airnya sering mati dan warnanya kuning keruh,” ujarnya.
Selanjutnya, keluhan soal drainase yang tersumbat, Bobby Nasution akan menindaklanjutinya. “Jika anggaran perbaikan drainase masih ada, akan kita kerjakan di akhir tahun. Namun jika tidak ada, pengerjaan akan kita lakukan di awal tahun depan. Termasuk, jalan rusak di depan Zipur yang saya lihat jelek akan kita perbaiki,” jawabnya meminta kepada Camat Medan Helvetia untuk rutin mengangkut sampah setiap hari karena warga telah membayar retribusi sampah setiap bulannya.(fit)